Industri e-commerce di dunia, termasuk di Indonesia, semakin menggeliat. Dimulai dengan semakin meroketnya situs-situs yang lebih dulu populer, seperti Ebay dan Amazon, kini semakin banyak situs-situs lain di negara berkembang yang mencoba meniru kesuksesan tersebut. Akhirnya rivalitas antarperusahaan e-commerce tak terhindarkan. Mereka semua berkompetisi demi menjadi yang terdepan di tatanan industri e-commerce Indonesia.
Persaingan mereka berefek positif. Munculnya gelombang perusahaan e-commerce menyerap banyak tenaga kerja kreatif yang akhirnya menggerakkan roda perekonomian negara ini. Beberapa situs e-commerce bahkan membuka ruang bagi seluruh pengusaha bermodal kecil untuk merintis usahanya dengan cuma-cuma. Salah satu situs e-commerce yang memiliki misi untuk memberdayakan para pengusaha berskala kecil dan menengah (UKM) adalah Bukalapak.com.
Sebagai situs yang sangat peduli terhadap keamanan dan kenyamanan bertransaksi, hadirnya platform yang ditawarkan oleh Bukalapak seakan menjadi angin segar bagi para pengusaha kecil dan menengah untuk merintis usaha secara daring (online). Apalagi banyak dari pengusaha UKM tersebut masih belum memiliki reputasi di dalam hal transaksi online, di mana reputasi menjadi salah satu parameter yang digunakan para calon pembeli ketika hendak melakukan transaksi.
Citra positif situs Bukalapak yang bebas penipuan tentu menjadi medium tepat bagi siapa pun yang ingin merintis usaha dengan jalan paling efektif. Apalagi, situs Alexa yang dijadikan parameter penentuan peringkat situs di dunia, termasuk di Indonesia, menempatkan Bukalapak sebagai situs e-commerce teratas di antara situs lain dengan konsep C2C (consumer-to-consumer).